Hari pahlawan nasional 2018 masih akan berlangsung 4 hari lagi. Para tokoh masyarakat, pejabat tinggi negara, dan sebagian orang-orang berpengaruh mengajak masyarakat untuk tetap mengingat jasa-jasa para pahlawan yang telah gugur demi kemerdekaan Indonesia.
Bukan hanya sekedar mengingatnya, hari pahlawan nasional juga menjadi momen tepat bagi generasi muda untuk mengenal lebih dekat para pahlawan negeri ini dengan menyelami perilaku, biografi, atau tulisan-tulisan dari pahlawan nasional kita.
Guna mengetahui bagaimana cara berpikir mereka di masa lalu yang pastinya demi kemajuan bangsa ini dari jerat penjajahan.
Pola pikir inilah yang akan sangat membantu pemuda masa sekarang untuk tetap menjaga kedaulatan negeri ini lewat berbagai bidang yang digeluti dengan mengutamakan kepentingan banyak orang bukan golongan.
Para pahlawan yang terkenang bukan hanya mereka yang berjuang menggunakan senjata, tetapi juga yang berdiplomasi dan bergerak demi kemajuan kalangan lapis masyarakat terendah yang tentunya tidak mengenyam hak pendidikan sebebas perempuan masa kini.
Jangan kita biarkan perjuangan mereka menjadi perjuangan yang sia-sia hanya karena kelalaian dan ketidak pedulian kita terhadap negeri ini. Ada banyak yang bisa para pemuda lakukan di masa ini untuk kemajuan bangsa bukan hanya sekedar menjadi pemuda-pemuda yang hanya menambah beban penderitaan bangsa ini. Bergeraklah pemuda!
Bukan Hanya Sekedar Mengenang Jasa
Momentum hari pahlawan nasional sangat penting untuk seluruh masyarakat Indonesia. Bukan hanya sekedar mengenang jasa-jasanya saja, tetapi kita juga perlu membuat perubahan nyata untuk kehidupan yang akan datang di masa depan.
Seperti menggiatkan ilmu pendidikan yang memadai dan mumpuni. Bukan hanya soal kuantitas tetapi lebih mengedepankan kualitas. Seperti yang dilakukan oleh Raden Ayu Lasminingrat misalnya.
Masih banyak dari kita yang belum mengenal siapa Raden Ayu Lasminingrat. Beliau adalah istri dari Bupati Garut pertama yang berjuang untuk memajukan peranan dan kesetaran derajat perempuan nusantara khususnya di kota Garut sendiri.
Beliau mendirikan sekolah yang diberi nama, Sakola Kautamaan Istri. Pada awalnya, sekolah ini hanya dibuka untuk kaum priyayi saja dengan mengajarkan cara membaca, menulis, dan pemberdayaan perempuan.
Namun, lambat laun Raden Ayu Lasminingrat mendidik anak-anak melalui buku-buku bacaan berbahasa Sunda, pendidikan tentang agama, moral, ilmu alam, psikologi, dan sosiologi.
Beliau juga menyisipkan cerita-cerita yang disadur dari bahasa asing (Bahasa Belanda) dan disesuaikan dengan kebudayaan yang ada di Garut dengan bahasa yang mudah dipahami sebagai pembelajaran dasar para kaum perempuan masa itu.
Perjuangannya sama seperti perjuangan Raden Dewi Sartika dan Raden Ajeng Kartini yang di kemudian hari membuahkan hasil. Menjadikan pendidikan antara kaum priyayi dengan rakyat biasa adalah sama dan tidak ada perbedaan berarti diantaranya serta kesetaraan di segala bidang antara kaum laki-laki dan perempuan.
Peranan Raden Ayu Lasminingrat dianggap sangat besar dalam membangun pendidikan untuk kaum terbelakang masa itu. Bukan hanya diakui oleh masyarakat Garut sendiri masa kini.
Tetapi di masa kependudukan kolonial Belanda pun Raden Ayu Lasminingrat mendapatkan penghargaan atas distribusinya di bidang pendidikan yang setara bagi seluruh lapisan masyarakat dan kompensasi bulanan tetap selama ia mendedikasikan dirinya dalam pendidikan yaitu mengajar.
Maka dari itu, rakyat Garut hingga saat ini masih memperjuangkan nama Raden Ayu Lasminingrat agar masuk daftar salah satu pahlawan nasional Indonesia yang bergerak dalam bidang pendidikan khususnya untuk kaum perempuan.
featured,nasional
pahlawan-indonesia,pahlawan-nasional,pahlawan-perempuan-indonesia,raden-ayu-lasminingrat
pahlawan-indonesia,pahlawan-nasional,pahlawan-perempuan-indonesia,raden-ayu-lasminingrat
Artikel yang berjudul “Kota Garut Mengusulkan Raden Ayu Lasminingrat Agar Terdaftar Sebagai Pahlawan Nasional” ini telah terbit pertama kali di:
No comments:
Post a Comment