Post Page Advertisement [Top]

Pantaskah Prabowo Bicara soal Berantas Korupsi ?

Pantaskah Prabowo Bicara soal Berantas Korupsi ?

prabowo tidak pantas bicara soal berantas korupsi

Calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, mengatakan berkomitmen terhadap pemberantasan korupsi di Indonesia. Prabowo mengatakan jika mendapat mandat rakyat untuk menjadi presiden, ia akan mencari akar permasalahan negara ini, salah satunya praktek kotor para koruptor.

“Saya akan mencari bukti. Dan saya akan kejar koruptor-koruptor itu. Bila perlu sampai ke Antartika. Bahkan ke padang pasir yang paling jauh akan saya kejar,” kata Prabowo di dalam pidatonya di acara Studium Generale ‘Renaisans Indonesia’ di kampus Universitas Kebangsaan Republik Indonesia (UKRI), Bandung, Jawa Barat, Jumat, 8 Maret 2019. Pidato ini diunggah di kanal resmi Gerindra TV.

Prabowo awalnya mengatakan bahwa bangsa ini tengah mengalami penyakit kronis. Penyakit itu, kata dia, timbul akibat banyak oknum pejabat korup yang menggerogoti uang negara. “Negara ini sudah sakit. Korupsi sudah luar biasa buruknya. Setiap lapisan korupsi. Betul tidak?” kata Prabowo.

Ia kemudian meminta masyarakat untuk memahami kondisi bangsa Indonesia yang menurutnya tengah sakit ini. Renaisans Indonesia yang menjadi tema pidato tersebut, kata Prabowo, memiliki arti sebagai semangat dan optimisme untuk menuju Indonesia menang.

Masalahnya, pantaskah pernyataan-perntaan tersebut keluar dari mulut seorang Prabowo Subianto?

Tentunya belum lepas dari ingatan kita pada saat debat capres pertama di mana Prabowo membuat pernyataan kontroversial yang kurang lebih berbunyi “…korupsi sedikit nggak apa-apa” yang pada akhirnya membuat BPN kalang kabut berusaha mengklarifikasi pernyataan yang sebenarnya sudah sangat jelas tersebut.

Lalu bagaimana dengan kasus Paradise Papers yang pernah menghantui Prabowo dan Sandiaga Uno, yang menandakan mereka menyembunyikan harta kekayaan mereka di luar negeri sehinga tidak perlu membayar pajak kepada negara.

Kemudian belum lagi akhir-akhir ini kembali mencuat ke permukaan kasus Prabowo yang memiliki utang pembelian saham sebesar Rp 140 Miliar kepada salah seorang pemilik saham di PT Nusantara,

Belum lagi teruaknya kepemilikan tanah negara oleh Prabowo yang mencapai ratusan ribu hektar, yang setelah ketahuan bilang akan dikembalikan kepada negara tapi nyatanya tidak ada realisasi sama sekali, yang malah pada debat capres ke-2 sambil bercanda ia berkata “daripada dikelola asing, lebih baik saya yang kelola”.

Dan jangan lupa, Prabowo adalah bekas menantu Soeharto yang pernah berkuasa di Indonesia selama 32 tahun, dan bahkan kabarnya ratusan ribu hektar tanah itu didapatnya pada saat jaman orde baru yang tentu saja dikarenakan dia saat itu adalah menantu kesayangannya orang nomor satu di era tersebut.

Tidak hanya Prabowo saja yang memiliki banyak masalah, adiknya Hashim Djojohadikusumo terlibat dalam kasus korupsi Kondensat yang besarnya mencapai Rp 35 Triliun, yang sayangnya hingga saat ini belum diusut hingga tuntas oleh pihak kepolisian ataupun KPK.

Dengan beragam bukti tersebut yang juga sudah diakui oleh pihak Prabowo, kenapa dirinya masih berani berorasi dan berkoar-koar akan memberantas para koruptor, sementatra dirinya, kroninya, dan keluarganya justru termasuk ke dalam gerombolan-gerombolan yang akan diberantas tersebut.

Pidato Prabowo tersebut bahkan mendapatkan sambutan “nyinyir” dari Gustika Fardani Jusuf Hatta, cucu dari salah satu pendiri negara kita yaitu Bung Hatta melalui balasan singkat pada twitternya.

Tentunya yang dimaksud Gustika di sini adalah, kalau memang Prabowo segitu niatnya ingin memberantas korupsi, apakah dia juga akan berani membongkar kasus-kasus korupsi yang dilakukan oleh Soeharto dan keluarganya (yang termasuk Prabowo) alias keluarga Cendana, yang memang diduga telah menggerus uang rakyat dan negara selama 32 tahun.

Sayangnya ada beberapa netizen yang malah terlalu sibuk dengan etika dan tata krama, tanpa benar-benar memahami esensi utama dari pernyataan Gustika tersebut, yang memang benar adanya.

Memang cara yang dilakukan Gustika itu bisa dibilang ‘kasar’, tetapi sebenarnya itu sudah sewajarnya, karena memang kita saat ini sudah sepantasnya tidak boleh membiarkan lagi sisa-sisa keluarga cendana dan kroni Orde Baru, termasuk bekas menantunya, untuk kembali lagi mengambil hak-hak rakyat Indoesia seperti yang telah mereka lakukan selama 32 tahun kepemimpinan Orde Baru silam.

Kalau memang Prabowo benar-benar ingin membuktikan ingin memberantas para koruptor, silahkan berlaku gentle dan laporkan semua kasus korupsi yang dia, keluarganya serta keluarga cendana lakukan terlebih dahulu, dan jangan berlindung di balik janji-janji manis kampanye yang hanya penuh dengan retorika tanpa realisasi.

No comments:

Post a Comment

Bottom Ad [Post Page]